Silahkan membaca, semoga bermanfaat.....

Selasa, 28 Juni 2011

Tanaman Bintaro (Cerbera manghas )



Bintaro adalah tumbuhan (pohon) bernama latin Cerbera manghas, bukan nama sebuah kelurahan di Jakarta Selatan. Tapi mungkin dari nama pohon inilah, nama kelurahan Bintaro berasal. Yang pasti tumbuhan ini banyak dijumpai di Jakarta sebagai pohon penghijauan. Bintaro yang banyak digunakan sebagai pohon penghijauan di berbagai tempat di Jakarta, pada tahun 2009 pernah membuat geger. Pasalnya buah, daun, dan getah pohon ini mengandung cerberin yang beracun. Pohon Bintaro sering disebut juga sebagai Mangga Laut, Buta Badak, Babuto, dan Kayu Gurita. Dalam bahasa Inggris tanaman ini dikenal sebagai Sea Mango Sedangkan dalam bahasa latin (ilmiah) Bintaro dinamai sebagai Cerbera manghas. Nama Bintaro juga sering disematkan kepada kerabat dekatnya yang bernama ilmiah Cerbera odollam. Kedua jenis tanaman ini memang mempunyai kemiripan dalam berbagai hal. Bintaro umumnya mempunyai tinggi 4-6 meter meskipun terkadang mampu mencapai 12 m. Daunnya berwarna hijau tua mengkilat berbentuk bulat telur. Bunga Bintaro berbau harum, terdiri atas lima petal dengan mahkota berbentuk terompet yang pangkalnya berwarna merah muda. Buah bintaro berbentuk bulat telur dengan panjang sekitar 5-10 cm. Ketika masih muda berwarna hijau pucat dan berubah menjadi merah cerah saat masak.
Tanaman Bintaro tersebar luas di kawasan tropis indo fasifik termasuk Indonesia. Habitat aslinya adalah daerah pantai dan hutan mangrove (bakau). Namun kini Bintaro banyak ditanam sebagai pohon penghijauan penyerap karbondioksida (CO2). Bintaro Beracun Tapi Mengandung Biofuel. Hampir seluruh bagian tanaman Bintaro mengandung racun cerberin. Cerberin merupakan racun yang dapat menghambat saluran ion kalsium di dalam otot jantung manusia, sehingga mengganggu detak jantung dan dapat menyebabkan kematian. Bahkan asap dari pembakaran kayunya pun dapat menyebabkan keracunan. Namun di balik racun yang dikandungnya, biji dari pohon ini ternyata dapat diekstrak menjadi minyak yang dapat digunakan sebagai energi alternatif (biofuel). Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) berhasil mengembangkan minyak dari biji Bintaro (Cerbera manghas) menjadi energi alternatif. Minyak hasil ekstrak dari biji Bintaro terbukti dapat dimanfaatkan sebagai Bahan Bakar Nabati (biofuel). Meskipun beracun, dengan potensi yang dipunyainya baik sebagai tanaman penghijauan maupun sebagai penghasil biofuel, sepertinya bukan sikap bijak jika kita harus menjauhi dan memusnahkan tanaman ini. Toh, di sekitar kita banyak sekali tanaman-tanaman yang mengandung racun seperti Tuba, Tembakau, Zodia dan lain sebagainya. Di samping racun yang dikandung tumbuhan beracun tersebut pasti terdapat potensi yang menunggu untuk kita manfaatkan. Demikian juga Bintaro pohon penghijauan yang beracun ini.
Klasifikasi tanaman bintaro :
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Gentianales
Famili : Apocynaceae
Genus : Cerbera
Spesies : Cerbera manghas L.

Ciri-ciri tanaman bintaro:
a. Habitus: Pohon, tinggi, _+ 20 m Batang Tegak, berkayu, bulat, berbintik-bintik, hitam
b. Daun: Tunggal, tersebar, lonjong, tepi rata ujung dan pangkal meruncing, tipis,licin, pertulangan menyirip, panjang 15-20 cm, lebar, 3-5 cm, hijau
c. Bunga: Majemuk, berkelamin dua, di ujung batang, tangkai silindris, panjang + 11 cm, hijau, kelopak tidak jelas, tangkai putik panjang 2-2,5 cm, jumlah empat, kepala sari coklat, kepala putik hijau keputih-putihan, mahkota bentuk terompet, ujung pecah menjadi lima, halus, putih
d. Buah: Kotak, lonjong, masih muda hijau setelah tua kehitaman
e. Biji: Pipih, panjang, putih
f. Akar: Tunggang, coklat
Kandungan Kimia tanaman bintaro:
Daun, buah dan kulit batang bintaro mengandung saponin, daun dari buahnya juga mengandung polifenol, disamping itu kulit batangnya mengandung tanin.
Khasiat tanaman bintaro:
Daun muda, akar dan kulit batang bintaro berkhasiat untuk pencahar, dengan 10 gram daun muda segar bintaro dicuci, dimakan sebagai lalap.
Pohan bintaro (Cerbera manghas) merupakan jenis tumbuhan liar yang mudah tumbuh di mana saja. Pohon dan buahnya seperti mangga selama ini memang kurang dimanfaatkan oleh warga, padahal sebenarnya sangat bermaafaat sebagai pengganti bahan bakar. Dibandingkan dengan biji jarak, ternyata biji bintaro memiliki kadar minyak yang jauh lebih tinggi. Melalui beberapa tahap pengolahan, 1 kg minyak bisa dihasilkan dari 1,8 kg biji bintaro yang sudah kering. Minyak yang dihasilkan masih termasuk minyak kasar berwarna hitam. Minyak ini dapat digunakan sebagai pengganti minyak tanah untuk kompor. Hasil uji toksisitas dari getah buah menunjukkan minyak bintaro layak digunakan sebagai bahan bakar. Bau, asap, dan residu lainnya tergolong aman.
Buah bintaro terdiri atas 8% biji dan 92% daging buah. Bijinya sendiri terbagi dalam cangkang 14% dan daging biji 86%. Biji bintaro mengandung minyak antara 35-50% (bandingkan dengan biji jarak yang 14% dan kelapa sawit 20%). Semakin kering biji bintaro semakin banyak kandungan minyaknya. Minyak ini termasuk jenis minyak nonpangan, diantaranya asam palmitat (22,1%), asam stearat (6,9%), asam oleat (54,3%), dan asam linoleat (16,7%).
Proses pengolahan buah bintaro menjadi minyak terhitung cepat dan mudah. Bahkan warga Teluk Meranti sudah bisa melakukannya di rumah. Jika Anda tinggal di daerah yang banyak ditumbuhi pohon bintaro (Cerbera manghas), Anda pun bisa mencobanya sendiri. Berikut beberapa langkahnya:
a. Kumpulkan biji bintaro dari buah yang jatuh alami.
b. Kupas buah bintaro kering dan ambil bijinya.
c. Keringkan biji bintaro di bawah sinar Matahari.
d. Giling atau tumbuk biji bintaro kering itu.
e. Lakukan pengepresan sampai minyaknya keluar.
f. Jika masih bercampur dengan kotoran, saring minyak tersebut.
g. Jika perlu, diamkan minyak selama 1 - 2 malam agar kotorannya mengendap.
h. Minyak bintaro sudah siap digunakan sebagai bahan bakar.
Hanya saja, untuk bisa digunakan sebagai pengganti minyak diesel untuk genset atau minyak tanah untuk kompor harus dilakukan modifikasi. Soalnya, tampilan minyak bintaro mirip oli kendaraan dengan kekentalan sekitar 30 poin (minyak tanah memiliki kekentalan sebesar 5 poin).
Untuk genset harus dilakukan pemancingan dengan solar sebab injector yang ada di genset peruntukkannya untuk solar. Genset diberi tambahan tangki penampungan minyak bintaro di salah satu sisinya. Pertama-tama genset masih tetap membutuhkan solar sebagai pemancing. Selang dua menit kemudian barulah peran solar digantikan oleh minyak bintaro. Saat genset hendak dimatikan, minyak bintaro kembali digantikan oleh solar.
Pada kompor, ruang pembakaran dimodifikasi sehingga kekentalan minyak sudah turun pada saat keluar dan terbakar. Bila suhunya dipanaskan, maka tingkat kekentalan minyak bintaro akan turun dan mirip dengan minyak tanah. Bila tingkat kekentalannya tidak diturunkan maka api akan muncul dengan disertai letupan-letupan kecil.

Sabtu, 18 Juni 2011

Photo PERSIB MAUNG BANDUNG oyeeee........








Deskripsi, klasifikasi dan morfologi tanaman jeruk nipis



Jeruk nipis mengandung unsur-unsur senyawa kimia yang bemanfaat, misalnya: asam sitrat, asam amino (triptofan, lisin), minyak atsiri (sitral, limonen, felandren, lemon kamfer, kadinen, gerani-lasetat, linali-lasetat, aktilaldehid, nonildehid), damar, glikosida, asam sitrun, lemak, kalsium, fosfor, besi, belerang vitamin B1 dan C. Selain itu, jeruk nipis juga mengandung senyawa saponin dan flavonoid yaitu hesperidin (hesperetin 7-rutinosida), tangeretin, naringin, eriocitrin, eriocitrocide. Hesperidin bermanfaat untuk antiinflamasi, antioksidan, dan menghambat sintesis prostaglandin. Hesperidin juga menghambat azoxymethane (AOM) yang menginduksi karsinogenesis pada colon kelinci, dan juga menghambat N-butil-N-(4-hidroksi-butil) nitrosamin yang menginduksi karsinogenesis pada kandung kemih tikus (Chang, 2001). Jeruk nipis juga mengandung 7% minyak essensial yang mengandung citral, limonen, fenchon, terpineol, bisabolene, dan terpenoid lainnya. Guo, et al. (2006) telah meneliti bahwa D-Limonene dapat menghambat proliferasi dan menginduksi apoptosis pada sel HL-60 dan sel K562. Buah jeruk nipis berkhasiat sebagai obat batuk, obat penurun panas, dan obat pegal linu. Selain itu, buah jeruk nipis juga bermanfaat sebagai obat disentri, sembelit, ambeien, haid tidak teratur, difteri, jerawat, kepala pusing/vertigo, suara serak batuk, menambah nafsu makan, mencegah rambut rontok, ketombe, flu/demam, menghentikan kebiasaan merokok, amandel, penyakit anyang-anyangan, mimisan, radang hidung (getahnya), dan lain sebagainya.
Klasifikasi tanaman jeruk nipis :
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Famili : Rutaceae (suku jeruk-jerukan)
Genus : Citrus
Spesies : Citrus aurantifolia (Christm.) Swing
Morfologi tanaman jeruk nipis :
Jeruk nipis termasuk salah satu jenis citrus Geruk. Jeruk nipis termasuk jenis tumbuhan perdu yang banyak memiliki dahan dan ranting. Tingginya sekitar 0,5-3,5 m. Batang pohonnya berkayu ulet, berduri, dan keras. Sedang permukaan kulit luarnya berwarna tua dan kusam. Daunnya majemuk, berbentuk ellips dengan pangkal membulat, ujung tumpul, dan tepi beringgit. Panjang daunyya mencapai 2,5-9 cm dan lebarnya 2-5 cm. Sedangkan tulang daunnya menyirip dengan tangkai bersayap, hijau dan lebar 5-25 mm. Bunganya berukuran majemuk/tunggal yang tumbuh di ketiak daun atau di ujung batang dengan diameter 1,5-2,5 cm. kelopak bungan berbentuk seperti mangkok berbagi 4-5 dengan diameter 0,4-0,7 cm berwama putih kekuningan dan tangkai putik silindris putih kekuningan. Daun mahkota berjumlah 4-5, berbentuk bulat telur atau lanset dengan panjang 0,7-1,25 cm dan lebar 0,25-0,5 cm berwarna putih Tanaman jeruk nipis pada umur 2 1/2 tahun sudah mulai berbuah. Buahnya berbentuk bulat sebesar bola pingpong dengan diameter 3,5-5 cm berwarna (kulit luar) hijau atau kekuning-kuningan. Tanaman jeruk nipis mempunyai akar tunggang. Buah jeruk nipis yang sudah tua rasanya asam. Tanaman jeruk umumnya menyukai tempat-tempat yang dapat memperoleh sinar matahari langsung.

Selasa, 14 Juni 2011

Deskripsi, klasifikasi dan morfologi tanaman cabai

Cabai adalah kerabat lada dan termasuk dalam suku sirih-sirihan atau Piperaceae. Dikenal pula sebagai cabai solak (Madura) dan cabia (Sulawesi). Tumbuhan asli Indonesia ini populer sebagai tanaman obat pekarangan dan tumbuh pula di hutan-hutan sekunder dataran rendah (hingga 600m di atas permukaan laut). Tumbuhan ini produknya telah dikenal oleh orang Romawi sejak lama dan sering dikacaukan dengan lada. Di Indonesia sendiri buah keringnya digunakan sebagai rempah pemedas. Sebelum kedatangan cabai (Capsicum spp.), tumbuhan inilah yang disebut "cabe". Cabai sendiri oleh orang Jawa dinamakan "lombok". Cabai jamu dapat tumbuh di lahan ketinggian 0-600 meter di atas permukaan laut (dpl), dengan curah hujan rata-rata 1.259-2.500 mm/tahun. Tanah lempung berpasir, dengan struktur tanah gembur dan berdrainase baik, merupakan lahan yang cocok untuk budidaya cabe jamu. Tanaman itu memiliki keunggulan dapat tumbuh di lahan kering berbatu. Keberadaan tanggul batu di pematang tegalan dapat dijadikan media merambatnya cabe jamu secara alami. Bentuk tanamannya seperti sirih, merambat, memanjat, membelit, dan melata. Daunnya berbentuk bulat telur sampai lonjong, pangkal daun berbentuk jantung atau membulat, ujung daun runcing dengan bintik-bintik kelenjar. buahnya majemuk bulir, bentuknya bulat panjang atau silindris, dan ujungnya mengecil. Buah yang belum tua berwarna kelabu, kemudian menjadi hijau, selanjutnya kuning, merah, serta lunak. Rasanya pedas dan tajam aromatis.
Tanaman cabai temyata masih saw famili (solanaceae) dengan tanaman kentang, tomat, terung, ranti, dan tekokak, sehingga kemungkinan adanya kesamaan dalam serangan hama dan penyakit. Namun tanaman cabai tidak berkerabat dekat dengan tanaman cabai Jawa (Piper retrofractrum), meskipun sama-sama memiliki nama cabai. Penamaan cabai Jawa memang salah kaprah, karena hanya didasarkan dengan bentuk buah tanaman ini yang menyerupai cabe. Sebenarnya, tanaman cabai Jawa lebih berkerabat dekat dengan tanaman lada (P. nigrum). Buah cabai jamu memiliki khasiat sebagai obat sakit perut, masuk angin, beri-beri, rematik, tekanan darah rendah, kolera, influenza, sakit kepala, lemah syahwat, bronkitis, dan sesak napas. Karena itu, cabe jamu banyak dibutuhkan sebagai bahan pembuatan jamu tradisional dan obat pil/kapsul modern serta bahan campuran minuman. Rasa pedas itu berasal dari senyawa piperin, dengan kandungan sekitar 4,6 persen.
Klasifikasi tanaman cabai :
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae (suku terung-terungan)
Genus : Capsicum
Spesies : Capsicum annum L.
Morfologi tanaman cabai :
a. Daun
Daun tanaman cabai bervariasi menurut spesies dan varietasnya. Ada daun yang berbentuk oval, lonjong, bahkan ada yang Ian- set. Warna permukaan daun bagian atas biasanya hijau muda, hijau, hijau tua, bahkan hijau kebiruan. Sedangkan permukaan daun pada bagian bawah umumnya berwarna hijau muda, hijau pucat atau hijau. Permukaan daun cabai ada yang halus adapula yang berkerut-kerut. Ukuran panjang daun cabai antara 3 — 11 cm, dengan lebar antara 1 — 5 cm.
b. Batang
Tanaman cabai merupakan tanaman perdu dengan batang tidak berkayu. Biasanya, batang akan tumbuh sampai ketinggian tertentu, kemudian membentuk banyak percabangan. Untuk jenis-jenis cabai rawit, panjang batang biasanya tidak melebihi 100 cm. Namun untuk jenis cabai besar, panjang batang (ketinggian) dapat mencapai 2 meter bahkan lebih. Batang tanaman cabai berwarna hijau, hijau tua, atau hijau muda. Pada batang-batang yang telah tua (biasanya batang paling bawah), akan muncul wama coklat seperti kayu. Ini merupakan kayu semu, yang diperoleh dari pengerasan jaringan parenkim.
c. Akar
Tanaman cabai memiliki perakaran yang cukup rumit dan hanya terdiri dari akar serabut saja. Biasanya di akar terdapat bintil-bintil yang merupakan hasil simbiosis dengan beberapa mikroorganisme. Meskipun tidak memiliki akar tunggang, namun ada beberapa akar tumbuh ke arah bawah yang berfungsi sebagai akar tunggang semu.
d. Bunga
Bunga tanaman cabai juga bervariasi, namun memiliki bentuk yang sama, yaitu berbentuk bintang. Ini menunjukkan tanaman cabai termasuk dalam sub kelas Ateridae (berbunga bintang). Bunga biasanya tumbuh pada ketiak daun, dalam keadaan tunggal atau bergerombol dalam tandan. Dalam satu tandan biasanya terdapat 2 — 3 bunga saja. Mahkota bunga tanaman cabai warnanya bermacam-macam, ada yang putih, putih kehijauan, dan ungu. Diameter bunga antara 5 — 20 mm. Bunga tanaman cabai merupakan bunga sempuma, artinya dalam satu tanaman terdapat bunga jantan dan bunga betina. Pemasakan bunga jantan dan bunga betina dalam waktu yang sama (atau hampir sama), sehingga tanaman dapat melakukan penyerbukan sendiri. Namun untuk mendapatkan hasil buah yang lebih baik, penyerbukan silang lebih diutamakan. Karena itu, tanaman cabai yang ditanam di lahan dalam jumlah yang banyak, hasilnya lebih baik dibandingkan tanaman cabai yang ditanam sendirian. Pernyerbukan tanaman cabai biasanya dibantu angin atau lebah. Kecepatan angin yang dibutuhkan untuk penyerbukan antara 10 — 20 km/jam (angin sepoi-sepoi). Angin yang ter lalu kencang justru akan merusak tanaman. Sedangkan penyerbukan yang dibantu oleh lebah dilakukan saat lebah tertarik mendekati bunga tanaman cabai yang menarik penampilannya dan terdapat madu di dalamnya.
e. Buah dan biji
Buah cabai merupakan bagian tanaman cabai yang paling banyak dikenal dan memiliki banyak variasi. Buah cabai terbagi dalam 11 tipe bentuk, yaitu serrano, cubanelle, cayenne, pimento, anaheim chile, cherry, jalapeno, elongate bell, ancho, banana, dan blocky bell. Hanya ada 10 tipe bentuk buah cabai, di mana tipe elongate bell dan blocky bell dianggap sama.

Senin, 13 Juni 2011

Bahaya Merokok

Ada beberapa bahaya dalam merokok yang bisa membahayakan manusia yang merokok, antara lain :
a. Nafas menjadi sesak.
b. Gigi menjadi kuning dan bisa terjadi plak pada gigi.
c. Memendekan umur seseorang.
d. Organ dalam tubuh rusak karena terkena asap rokok yang mengandung nikotin, misal paru-paru.
e. Timbul berbagai penyakit.
Sebenarnya masih banyak lagi bahaya merokok dan tidak semua saya sebutin satu persatu, tapi intinya merokok tidak baik untuk kesehatan manusia.




"JAUHILAH MEROKOK SEBELUM MEROKOK BISA MEMBUNUH KITA PERLAHAN-LAHAN"
Banyak orang-orang yang meremehkan tentang kesehatannya sendiri, bahkan ada juga orang yang membiarkan dirinya tersiksa akan penyakit yang di alaminya. Hal semacam itu seharusnya menjadi suatu perhatian yang khusus bagi semua orang karena kesehatan itu tidak bisa dibeli dan kesehatan yang diberikan oleh Allah SWT harus kita jaga dengan baik, apa yang ada didalam diri kita harus kita jaga.
Ada beberapa tips menjaga kesehatan :
1. Makan makanan yang bergizi.
2. Banyak-banyakin berolahraga.
3. Minum air putih yang banyak.
4. Mandi 2 kali sehari.
5. Selalu menjaga kebersihan ruangan-ruangan yg biasa kita tempati (rumah).
Insyallah dengan begitu kita bisa menjaga kesehatan yang sudah diberi Allah SWT.
Semoga bisa menjadi bahan pembelajaran kita semua. amin....

Jumat, 10 Juni 2011

On The Spot In Kampus

Bukan mahasiswa pusat tapi hostpotan di kampus pusat........
hahahaaa.......: )